Jumat, 10 Agustus 2007

ilalang ditengah rumpun padi

Beberapa hari sempat berkeliling ke seluruh penjuru Jogja, begitu banyak dan cepat perubahan yang terjadi, baru juga sebulan ditinggalkan.

Mulai dari warung makan dengan masakan yang baru, toko baru, sampai ke perumahan yang tumbuh bak jamur dimusim hujan.

Satu hal yang menggelitik untuk kutulis disini, banyaknya perumahan dengan konsep "elite" dibangun bersebelahan dengan sebuah kampung tradisional. sepintas memang terlihat tidak ada yang ganjil akan hal itu...toh sama-sama rumah dan paling bedanya cuman rumah kampung tradisional lebih "kuno" dibanding dengan perumahan dengan gaya modern. Bedanya lagi mungkin dari namanya, kalau perkampungan tradisional bernama "bowo", maka perumahan bernama "john".

Tapi coba kita cermati sedikit aja lebih dalam, banyak efek yang kasat mata cukup besar akibatnya bagi sebuah komunitas masyarakat.

Dari sisi warga kampung tradisional adalah hilangnya wilayah sebuah komunitas tradisional diakibatkan datangnya penduduk baru. Mereka menempati rumah mewah yang berdiri diatas daerah komunitas tersebut.

terlepas dari masalah jual beli tanah dan sah atau tidaknya, ini jelas mempunyai efek psikologis pada penduduk asli... bisa saja dalam benak mereka menganggap penduduk perumahan tersebut adalah penduduk asing yang tidak sama dengan mereka, mempunyai komunitas sendiri, mempunyai urusan sosial sendiri..pokoknya serba beda, dari hal ini saja bisa diambil simpul bahwa masyarakat tradisional pesimis bisa ber-sosialisasi dengan warga perumahan.

Sedangkan warga perumahan yang rata-rata mempunyai edukasi tinggi menganggap bahwa "saya tuan rumah disini, karena saya telah membelinya" dan saya tidak ada hubungan sama sekali dengan penduduk kampung sebelah, saya tidak kenal, bisa saja nantinya mengenal mereka justru malah merugikan saya dan keluarga. saya ingin hidup tenang tanpa ada tetangga yang meminta tolong "pinjem duwit", saya nggak mau direpotkan karena saya tidak pernah merepotkan siapapun, finansial saya mapan kok! (dikutip dari alasan seorang teman yang memilih tinggal di real-estate)

Dari dua hal diatas telah membuahkan sebuah "perang komunitas" yang tentunya tidak sehat dalam sebuah tatanan sosial. ada dua kelompok yang saling "membatasi" dalam sebuah ruang, yang bahkan hanya berjarak beberapa meter.

Ada yang punya solusi agar ketersinggungan ini sedikit mereda?....

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Koq malam minggu keluar ama Uji siy ??? Ama cewek kek atau siapa ??? Yang pasti cewek qeqeqeqqe...... Biar nga boring tuch Hon.

*saran yang sangat menggiurkan loh*

ciluukvanjava mengatakan...

maaf yah, salah alamat kali comment nya. comment ini sepertinya bukan untuk tulisan ini.

anyway thx for comment walau "gimana" gt :)

Anonim mengatakan...

Maaf kalau salah comment.

Kalau begitu " NO COMMENT" dech