Sabtu, 11 Agustus 2007

hanya terbingkai

Malam minggu jogja terasa sesak sekali, banyaknya kendaraan bermotor dijalanan membuat kota yang dulu terasa nyaman sedikit demi sedikit pudar.

Akhirnya bersama seorang teman kuputuskan membelokkan motor menuju cafe' punya seorang teman sekedar untuk "mengheningkan cipta" sekaligus Ngopi dan nge-Net.

Buzz cafe' nama cafe' itu, dulu sebelum pindah ke tempat yang lebih besar di daerah seturan cafe' ini terletak di pojok pom bensin sagan.

ini pertama kalinya aku mampir ke cafe' itu sejak pindah ke lokasi yang baru, tatanan yang apik membuat cafe' ini terasa lebih nyaman dari yang sebelumnya.

Kupandang disekeliling tembok terdapat banyak sekali karya fotografi "entah aku lupa nama fotografer-nya" dengan style B/W bertema-kan "anak jalanan", entah kenapa tiba-tiba aku merasa ada yang ganjil dengan foto itu, akupun langsung teringat akan foto-foto yang ber-object sama dengan itu diperjual-belikan di sebuah Mall besar di Yogyakarta.

Tiba-tiba akupun ber "andai-andai" jika yang ada di foto itu adalah diriku yang sedang berada dijalanan mengais rupiah.

Berkenan-kah diriku dipajang dalam sebuah bingkai dan diperjual-belikan dengan harga yang mungkin perlu berhari-hari aku mencarinya di jalanan, sebab aku bukanlah sebuah "object" yang harus di eksploitasi seperti itu. dan adakah feed-back dari pengambilan gambar tentang aktifitasku di jalanan.

Ini menjadi perenungan pada diriku sendiri, karena aku juga suka dengan fotografi. Mungkin lain kali jika aku akan mengambil sebuah object lewat lensa-ku akupun harus mengatakan pada diriku apa yang harus kulakukan untuk object ku tersebut.

Kalaulah aku suka memotret bunga, maka lensa hati-ku pun sepatutnya mengatakan "aku harus menyiram bunga-bunga ini, agar dia lebih subur dan berbunga lebih baik".

Mungkin banyak fotografer yang akan berkata...justru ini adalah refleksi dari sebuah potret rakyat kita, dan agar yang melihatnya mengingat bahwa masih ada dan makin banyak anak-anak dijalan yang perlu untuk diperhatikan. Tapi bagi diriku, sebelum aku mem-publish ke public aku harus bertanya pada diriku sendiri...apa yang harus aku lakukan untuk mereka?

Kuharapkan agar potret-potret ini tidak hanya terbatasi oleh bingkai, agar terbebas keluar dan memasuki nurani yang melihatnya dan segera bergegas melakukan apa yang harus dilakukan.

Jangan sampai potret ini Hanya Terbingkai dan diperjual-belikan di Mall-Mall, terpajang sebagai bagian dari Interior di bangunan-bangunan Modern, seakan potret "kesedihan" itu adalah konsumsi Entertainment bagi yang melihatnya.

Semoga....

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Makan2 ULTAH Kapan?r

Anonim mengatakan...

Honey....semoga bapak cepat sembuh yah. Maaf nga bisa nemani di RS. Moga semuanya berjalan baik. Wie juga harus jaga kesehatan. Salam buat keluarga n terutama bapak. Jangan ngelanggar pantangan lagi, sampein yah ke bapak :).

Kania mengatakan...

Wi, belajar berkomitmen yah. Met ngerjain PEER adik.